Seorang mahasiswi di Kota Bandung, Jawa Barat menjadi korban. Ia tidak menyangka lokasi spa tempatnya bekerja justru menjebaknya ke arah prostitusi.
Selama tiga bulan ia menderita. Akhirnya dia berhasil kabur dan melapor ke pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (P2TP2A) di Jalan Riau No 2 Kota Bandung, belum lama ini.
Saat ini kasusnya dalam penanganan Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Polda Jabar.
Ketua P2TP2A Jabar Netty Heryawan mengatakan bahwa cerita mahasiswi tersebut merupakan secuil kisah dari ratusan bahkan mungkin ribuan potret pilu korban penjualan manusia lainnya.
Ia mengatakan bahwa rayuan baru yang digunakan oleh para mafia saat ini di antaranya menjadi duta seni, pertukaran pelajar, perjalanan religius, bahkan menjadi model.
"Mafia trafficking menggunakan cara baru yang sangat dahsyat. Kita semua harus sangat waspada, jangan sampai terjebak dan tidak berdaya," katanya saat memberikan arahan dalam pelatihan dan rapat koordinasi penempatan TKI. Rapat tersebut adalah koordinasi untuk mencegah perdagangan orang bagi petugas garis depan provinsi Jabar, di Hotel Golden Flower, Bandung, Selasa (5/5).
Netty mengatakan, latar belakang korban yang kebanyakan berpendidikan rendah juga sering dijadikan alat para mafia untuk menjebak korbannya.
Mereka berusaha menggunakan istilah-istilah asing yang sulit dimengerti korban agar mereka percaya. Satu contoh istilah modern asing itu adalah lady escort (wanita pendamping) tanpa dijelaskan tugas seorang lady escort.
Biasanya bujukan ini dikeluarkan oleh lidah mafia saat mereka merayu korban untuk menandatangani perjanjian. "Korban terjebak dengan perjanjian yang isi dan cara kerjanyapun mereka kadang tidak tahu," kata dia.
Netty mengatakan cara licik lainnya adalah dengan memberikan pinjaman dahulu kepada korban. Setelah menjadi hutang dan korban tidak mampu mengembalikan maka mafia ini akan melancarkan aksinya. Korban harus menuruti segala aturan dan perjanjian.
"Bandung dan kota lainnya di Jabar bukan lagi sebagai pengirim akan tetapi sudah menjadi tempat berlabuh korban trafficking. Kita harus prihatin dan berusaha mencegah serta mengurangi keadaan ini," ujarnya.
Netty prihatin dengan kisah pilu seorang mahasiswi yang terjebak di tempat spa dan harus melayani 258 laki-laki hidung belang. Menurutnya fenomena itu tidak perlu terjadi jika semua orang waspada dan memahami segala bentuk cara kerja para mafia trafficking.
Sent from BlackBerry® on 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar