Tetapi, seorang anggota milis CikarangBaru@yahoogroups.com, Firman Alamsyah, memotret jejak di langit itu. Ia menyesal tak membawa lensa kamera yang lebih baik, namun sejumlah hasil fotonya cukup menunjukkan pergerakan benda itu.
Firman, sore itu, sedang berkendara menuju Jalan Inspeksi Tarum Barat, Bekasi. Ia melihat nyala di atas dengan gerak menukik. "Posisinya sekitar 10 derajat ke arah selatan dari arah barat. Ketinggian awal sekitar 40-45 derajat dan turun ke hampir 30 derajat," kata Firman kepada anggota milis CikarangBaru.
Mencoba menganalisis, Firman mengatakan nyala benda itu mungkin karena pengaruh sinar matahari juga, yang saat itu tengah terbenam, meski ia tak yakin juga akan pendapatnya itu.
Lihat fotonya:
Setelah dicrop.
Apakah itu? Ahli astronomi dan astrofisika dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, menduga itu adalah jejak kondensasi dari pesawat terbang yang memantulkan cahaya matahari senja.
"Saat melewati udara dingin, asap-uap dari mesin pesawat membentuk jejak seperti awan," ujar Thomas, disiarkan detikcom, Jumat (15/7). Situs berita itu, berdasar laporan pembacanya, juga menulis cahaya serupa tampak di Cengkareng, juga seorang yang mengaku melihat pemandangan yang mirip di langit Jimbaran, Bali, hampir pukul setengah enam sore waktu setempat.
Jejak kondensasi asap-uap itu, Thomas melanjutkan, memantulkan cahaya matahari senja.
Terlebih lagi, kata Thomas, kondisi atmosfer atas yang dingin saat kemarau memungkinkan fenomena ini tampak di beberapa tempat yang menjadi jalur penerbangan.
Jejak kondensasi asap-uap itu, Thomas melanjutkan, memantulkan cahaya matahari senja.
Terlebih lagi, kata Thomas, kondisi atmosfer atas yang dingin saat kemarau memungkinkan fenomena ini tampak di beberapa tempat yang menjadi jalur penerbangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar